Sejarah Penemuan Sel - Pada tahun 1665, Robert Hooke mengamati sayatan gabus dari batang Quercus suber menggunakan mikroskop. Ia menemukan adanya ruang-ruang kosong yang dibatasi dinding tebal dalam pengamatannya. Robert Hooke menyebut ruang ruang kosong tersebut dengan istilah cellulae artinya sel. Sel yang ditemukan Robert Hooke merupakan sel-sel gabus yang telah mati. Perhatikan Gambar 1.1. Sejak penemuan itu, beberapa ilmuwan berlomba untuk mengetahui lebih banyak tentang sel.
Gambar 1.1
Sel gabus (atas) dan karya Robert
Sel gabus (atas) dan karya Robert
PROTOPLASMA
Sebelum berbicara tentang protoplasma ada baiknya terlebih dahulu kita mengetahui tentang sel.
Sel adalah suatu kesatuan terkecil baik struktur maupun fungsional dari makhluk hidup. Sel terbagi menjadi dua yaitu sel prokariotik, yaitu sel yang tidak memiliki nukleus, misalnya pada bakteri dan alga biru. Sel Eukariotik yaitu sel yang memiliki nukleus, misalkan pada sel syaraf dan sel otot.
KONSEP DASAR PROTOPLASMA
Pengertian protoplasma sebagai hasil dari pengembangan beberapa tokoh antara lain :
Johannes Purkinje ( 1787-1869)
Seorang ahli fisiologi Biokimia menggunakan istilah protoplasma ( protos : pertama ; plasma : cairan ) bagi substansia yang menyerupai gelatin ( 1840 ), meskipun arti dari istilah tersebut mungkin agak berbeda dengan artinya pada penggunaan selanjutnya.
2.Felix Dujardin (1801-1860), seorang ahli zoologi perancis mengamati adanya material yang menyerupai gelatin didalam sel-sel binatang (1835) dan menggunakan istilah sarcode ( Sarx : daging ) bagi material tersebut. Substansia ini kemudian juga dijumpai pada sel-sel tumbuhan hidup.
3.Hugo Von Mohl (1805-1872)
Seorang ahli Botani dari Jerman, menemukan bahwa sel-sel tumbuh-tumbuhan tersusun dari substansia hidup (1846) dan menggunakan istilah protoplasma bagi substansia tadi, yang sampai saat ini masih kita ikuti.
4.Max Schultze (1825-1874)
Seorang ahli Sitologi Jerman, mengumumkan ‘Teori Protoplasma’ (1861) yang menyatakan bahwa protoplasma yang menyerupai gelatin yang dinyatakan sebagai ‘substansia hidup’ pada tumbuh-tumbuhan dan hewan adalah sama, dan ia menyimpulkan bahwa sel adalah suatu akumulasi dari substansia hidup atau protoplasma yang mempunyai batas-batas tertentu dan mempunyai suatu membran sel dan nukleus, atau dengan perkataan lain sel adalah suatu massa protoplasma bernukleus yang merupakan satuan fisiologis dan morfologis.
5.Thomas H. Huxley (1825-1895)
Seorang ahli Biologi Inggris, menyatakan Protoplasma sebagai ‘dasar fisik dari kehidupan’ (1868).
6.Otto Butchlii (1848-1920), seorang ahli protozoologi dan fisiologi Jerman, mengadakan suatu penelitian eksperimental terhadap substansia-substansia tidak hidup ( campuran minyak zaitun, K2CO3 , gliserin dan sebagainya ) yang disesuaikannya dengan keadaan / susunan dari protoplasma hidup.
7.Max Verworn (1862-1921)
Seorang ahli fisiologi Jerman, menduga bahwa apa yang kita nyatakan sebagai makhluk hidup, sesungguhnya adalah partikel-partikel kimiawi dengan aksi-aksi kimia tertentu.
Berdasarkan konsep diatas kita dapat mengambil beberapa batasan tentang protoplasma sebagai berikut :
Bahwa protoplasma merupakan materi / substansi yang dilindungi oleh dinding sel dan merupakan dasar fisik kehidupan.
Protoplast merupakan semua hal yang berhubungan dengan semua proses fisika dan kimia serta perubahan substansi dan energi yang berhubungan dengan aktifitas hidup.
Aktifitas hidup contohnya adalah tumbuh dan berkembang, metabolisme, reproduksi, gerak dll.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa protoplasma dalah semua isi sel yang sifatnya hidup dan penyusunnya adalah protoplast.
Protoplasma diluar inti sel disebut sitoplasma dan yang berada di dalam nukleus disebut nukleoplasma.
Protoplasma merupakan bagian sel yang hidup (organel). Sedangkan bagian sel yang mati/inklusio (bahan ergastik) yaitu dinding sel dan isi vakuola.
Sel terdiri dari bagian-bagian yang hidup dan mati.
Bagian yang hidup adalah protoplasma, dimana protoplasma dapat dibagi menjadi dua :
1.Sitoplasma terdiri dari Organel ( membran sel, Mitokondria, Ribosom, Aparatus Golgi, Sentrosom dan Sentriol, Retikulum Endoplasma, Lisosom, Silia dan Flagel, Plastida, Vakuola), dan Matriks ( bersifat koloid yang translucent dan amorf ).
2.Nukleoplasma terdiri dari asam nukleat, protein inti, Garam mineral.
Bagian yang mati (inklusio), yaitu :
1.Dinding Sel
2.Senyawa senyawa seperti, kuning telur dan isi Vakuola ( pigmen antosianin, alkaloid, tanin, glikosida, minyak aeteris, garam dan asam oksalat, butir-butir glikogen, garam nitrat ).
Vakuola merupakan organel tetapi isinya merupakan inklusio. Vakuola tidak terdapat pada sel-sel bakteri, eritrosit, telur, sel-sel embrio yang belum berkembang.
TEORI ORGANISME
teori organisme mengemukakan bahwa tubuh organisme bersel banyak(multi cellular)merupakan kumpulan sitoplasma yang melakukan pembelahan tak sempurna menjadi sel-sel sebagai pusat untuk melaksanakan bermacam-macam aktivitas biologi.Deengan demikian organisme bersel banyak merupakan individu yang memiliki deferensisasi protoplasma yang tinggi.perbedaannya dengan binatang bersel satu hanyalah dalam ukuran dan tingkat diferensiasi protoplasmanya.Deferensiasi ini meliputi pemisahan protoplasma menjadi bagian-bagian yang disebut sel.Akan tetapi teori organisme ini juga gagal untuk menempatkan posisi virus,ganggang dan jamur tertentu.
.
0 komentar:
Posting Komentar